Memelihara Lebah Trigona : Panen Madu Tanpa Tersengat. Lembar Informasi Kanoppi
Abstract
Lebah adalah serangga yang hidup berkelompok atau berkoloni. Madu merupakan hasil utama yang dihasilkan lebah dari nektar atau sari-sari bunga yang mereka kumpulkan. Masyarakat Indonesia sejak dulu hingga kini, memanfaatkan madu sebagai bahan makanan, obat dan kosmetik. Madu yang dikonsumsi rata-rata diperoleh dari sarang lebah hutan atau yang dikenal dengan Apis dorsata yang secara alami sudah ada di hutan dan belum bisa dibudidayakan karena sifatnya yang agresif. Selain lebah hutan, ada juga lebah lainnya yang sudah biasa dipelihara yaitu Apis cerana, Apis mellifera dan Apis florea yang relatif berperilaku agresif dan mempunyai sengat. Lebah jenis Apis cenderung berperilaku agresif dan memiliki sengat yang terkadang menyebabkan petani enggan untuk membudidayakannya. Selain itu, lebah Apis juga rentan terhadap gangguan, seperti goncangan pada stup dan suara bising. Oleh karena itu, untuk mendukung produksi madu, beberapa peneliti berdasarkan pengamatan di alam, menemukan jenis lebah lainnya yang tidak bersengat dan tahan terhadap gangguan, yaitu jenis Trigona sp. Dibandingkan jenis Apis, madu yang dihasilkan jenis Trigona sp. cenderung lebih sedikit dan lebih masam. Jumlah produksi madu Apis mellifera mencapai 10 kilogram per koloni per tahun sedangkan jenis Trigona sp. antara 1-2 kilogram per koloni per tahun. Akan tetapi khasiat madu yang diperoleh dari Trigona sp. diyakini memiliki kualitas madu yang lebih baik dari Apis terutama kandungan fruktosa dan glukosanya