Petani Menjadi Penyuluh, Mungkinkah? Sebuah Pendekatan Penyuluhan dari Petani ke Petani di Kabupaten Sumba Timur
Abstract
Penyebarluasan inovasi agroforestri di Kecamatan Haharu, Sumba Timur terkendala jauhnya jarak ke ibukota kabupaten (Waingapu). Selain itu sarana transportasi dan jumlah penyuluh pemerintah yang terbatas menghambat petani dalam mengakses informasi, teknologi, pasar, dan finansial. Penyuluhan dari petani ke petani (farmer to farmers) merupakan satu pendekatan penyuluhan yang dapat merespon tantangan jarak, keterbatasan jumlah penyuluh dan kondisi wilayah dalam penyebarluasan inovasi. Guna mendukung penyuluhan farmer to farmers perlu disiapkan petani penyuluh atau petani pelatih untuk melatih petani lainnya. Pelatihan bagi petani penyuluh (training of trainer) diadakan oleh ICRAF melalui proyek IRED di Kecamatan Haharu. Pelatihan ini bertujuan memperkuat kemampuan dasar bagi petani dalam menyebarluaskan inovasi agroforestri melalui penyuluhan kepada petani lain. Lembar kerja ini menggambarkan proses pelatihan dan kegiatan penyuluhan paska pelatihan yang dilakukan petani. Peserta pelatihan diseleksi dari sembilan desa dampingan Program IRED di Kecamatan Haharu, Sumba Timur. Pelatihan dilakukan dalam tiga gelombang pada tanggal 19 – 26 April 2017, setiap gelombang dilaksanakan selama 2 hari. Materi pelatihan meliputi: dinamika kelompok; pengantar komunikasi dan penyuluhan; mengenali karakteristik peserta penyuluhan; menentukan topik dan media penyuluhan; memfasilitasi dan mengelola penyuluhan. Sebanyak 76 petani mengikuti pelatihan, dengan komposisi petani perempuan sebesar 53,9%, dan didominasi oleh petani muda dengan rentang usia (19 – 49 tahun). Pelatihan dinilai memberikan kontribusi terhadap meningkatnya kemampuan petani penyuluh merencanakan penyuluhan sehingga mereka merasa percaya diri dalam menjalankan kegiatan penyuluhan farmer to farmers di desa. Kegiatan penyuluhan farmer to farmers setelah pelatihan perlu ditingkatkan jumlahnya untuk memberi jam terbang bagi petani penyuluh. Sejalan dengan itu peningkatan kapasitas petani penyuluh terkait teknologi dan teknik agroforestri juga dilakukan melalui kegiatan magang, pelatihan, dan studi banding